Latar Belakang Munculnya Filsafat Pendidikan
Jika kita memperhatikan pemikiran orang barat yang membahas filsafat mereka
sama sekali lepas dari apa yang dikatakan agama. Bagi mereka titik berat
filsafat adalah mencari hikmah. Hikmah itu dicari untuk mengetahui suatu
keadaan yang sebenarnya, apa itu, dari mana itu, hendak kemana, dan bagaimana.
Namun pertayaan filosofis itu kalau diteruskan, akhirnya akan sampai dan
berhenti pada sesuatu yang disebut agama. Baik filosofis Timur maupun barat
mereka memiliki pandangan yang sama bila sudah sampai pada pertanyaanya “
bilakah permulaan yang ada ini , dan apakah yang sesuatu yang pertama kali
terjadi, apakah yang terakhir sekali bertahan didalam ini” (Rifai, 1994: 67).
Akan tetapi mereka akan berusaha.untuk mencari hikmah yang sebenarnya supaya
sampai puncak pengetahuan yang tinggi, yaitu Tuhan Yang Maha Mengetahui dan
Mahakuasa.
A. Perkembangan pemikiran
filsafat spiritualisme kuno
Filsafat mulai berkembang dan
berubah fungsi, dari sebagai induk ilmu pengetahuan menjadi semacam pendekatan
perekat kebali sebagai ilmu pengetahuan yang telah berkembang pesat dan
terpisah satu dengan lainnya. Jadi, jelaslah bagi kita bahwa filsafat
berkembang sesuai perputaran zaman. Paling tidak, sejarah filsafat lama membawa
manusia untuk mengetahui cerita dalam katagori filsafat spiritualisme kuno.
Kira-kira 1200-1000 SM sudah terdapat cerita-cerita lahirnya zarathusthra, dari
keluarga sapitama, yang lahir ditepi sebuah sungai, yang ditolong oleh ahura
Mazda dalam masa pemerintahaan raja-raja akhamania (550-530 SM). Timur jauh
Yang termasuk dalam wilayah timur jauh ialah Cina India dan jepang. Di India
berkembang filsafat spiritualisme, Hinduisme, dan Buddhisme. Sedangkan di
Jepang berkembang shintoisme. Begitu juga di Cina berkembang, Taoisme, dan
Komfusianism.
a. Hinduisme
Pemikiran
spiritualisme Hindu adalah konsep karma yang berarti setiap individu telah dilahirkan
kembali secara berulang dalam bentuk manusia atau binatang sehingga ia menjadi
suci dan sempurna sebagai bagian dari jiwa universal ( reingkarnasi ). Karma
tersebut pada akhirnya akan menemukan status seseorang sebagai anggota suatu
kasta. Poedjawijatna (1986:54) mengatakan, bahwa para filosof Hindu berpikir
untuk mencari jalan lepas dari ikatan duniawi agar bisa masuk dalam kebebasan
yang menurut mereka sempurna.
b. Buddha
Pencetus ajaran
Buddha ialah Sidarta Gautama ( Kira-kira 563-483 SM ) sebagai akibat
ketidakpuasannya terhadap penjelasan para guru Hindu isme tentang kejahatan
yang sering menimpa manusia. Setelah melakukan hidup bertapa dan meditasi
selama 6 tahun, secara tiba-tiba menemukan gagasan dan jawaban dari pertanyaannya.
Gagasa-gagasan itulah yang kemudian menjadi dasar-dasa agama Buddha ( samuel
Smith, 1986:12 ).
Filsafat Buddha
berkeyakinan bahwa segala sesuatu yang ada di Dunia ini terliputi oleh sengsara
yang disebabakan oleh “Cinta” terhadap suatu yang berlebihan.
c. Taoisme
Pendiri Taoisme
adalah Leo Tse, Lahir pada tahun 604 SM. Tulisannya yang mengandung makna
Filsafat adalah jalan tuhan atau sabda tuhan, Tao ada dimana-mana tetapi tidak
berbentuk dan tida pula diraba, dilihat,dan di dengar.
Manusia harus hidup selaras dengan tao, dan harus bisa menahan hawa nafsunya sendidi. Pengertian Tao dalam filsafat Lao Tse tersebut dapat dimasukan dalam aliran spiritualisme.
Manusia harus hidup selaras dengan tao, dan harus bisa menahan hawa nafsunya sendidi. Pengertian Tao dalam filsafat Lao Tse tersebut dapat dimasukan dalam aliran spiritualisme.
Dan menurut
aliran-aliran filsafat India dan Tiongkok, spirirtualisme itu berkaitan dengan
Etika, karena ia memberi petunjuk bagaimana manusia mesti bersikap dan
bertindak di dunia agar memperoleh bahagia dan kesempurnaan ruh (
Gazalba1986:60)
d. Shinto
Shinto merupakan
salah satu kepercayaan yang banyak dipeluk masyarakat Jepang. Agama Shinto
tumbuh di jepang yang sangat respek terhadap alam ( natural ) di sebabkan
ajaran-ajaranya mengadung nilai antara lanin kreasi ( SOZO), generasi ( size),
pembangunan (hatten), sehingga ia menjadi jalan hidup dan kehidupan dan
mengandung nilai optimis.
Melihat
ajaran-ajaran pokok moral Shinto yang mengandung makna filsafat yang tinggi
diatas, maka tidalah berlebihan jika ajaran-ajaranya mengandung nilai motivasi
dan optimistik guru menjadi pegangan bagi penganutnya.
1. TimurTengah
a. Yahudi
Yahudi berasal
dari nama seorang putra ya’kub, yahuda. Putra ke empat dari 12 bersaudar, 12
orang inilah yang kelak menjadi nenek moyang bangsa yahudi yang dinamakan
bangsa Israel, agama yahudi pada prinsipnya sama dengan Agama nasroni dan Agama
islam, karena itu Agama Yahudi disebut juga Agama kitab ( samawi ), yang
berarti agama yang mempunyai kitab suci dari Nabi.
Pemikiran-pemikiran fisafat timur tengah muncul sekitar 1000-150 SM. Tanda-tanda yang tempat keberadaan pemikiran filsafat itu ialah adanya penguraian tentang bentuk-bentuk penindasan moral dari monotiesme, peredaran, kebenaran dan bernilai tinggi.
Pemikiran-pemikiran fisafat timur tengah muncul sekitar 1000-150 SM. Tanda-tanda yang tempat keberadaan pemikiran filsafat itu ialah adanya penguraian tentang bentuk-bentuk penindasan moral dari monotiesme, peredaran, kebenaran dan bernilai tinggi.
Selama dua ribu
tahun yang lalu dokrtin-doktrin monotiesme dan pengajaran tentang etnis yang di
anggap penting dari kaum Yahudi, yang di kembangkan oleh Nabi musa dan para
Nabi Elijah. Pendidikan di mulai guna mengangkat martabat dan pengharapan
kemanusiaan pada masa depan ( Smith, 1986:4)
b. Kristen
pengikutnya agama
Kristen pada waktu itu tidak ubahnya seperti penganut agama lainnya, yaitu dari
golongan rakyat jelata. Setelah berkembang, pengikutnya merabah kekalangan
atas, ahli fikir ( filosof ), dan kemudian para pemikir atas kemajuannya, zaman
ini disebut zaman patristic. Pater berarti bapa, yaitu para bapak gereja. zaman
patristik adalah zaman rasul ( pada abad pertama ), sampai abad kedelapan. Para
filosofis Kristen pada masa itu mempunyai identitas yang berpariasi dan
mempunyai banyak aliran.
2. Romawi dan Yunani:Antromornisme
Antromornisme
merupakan suatu paham yang menyamakan sifat-sipat Tuhan ( pencipta ) dengan
sifat-sifat manusia ( yang di ciptakan ). Misalnya tentang tuhan di samakan
dengan tangan manusia. Paham ini muncul zaman patristic dan skolastik, pada
akhir zaman kuno atau zaman pertengahan filsafat barat di pengaruhi oleh
pemikiran Kristian.
Aliran-aliran filsafat yang memepunyai pengaruh sangat besar di roma
adalah,
pertama, epistimologi, yang di motori oleh epicurus ( 341-270 ). Epicurus mengatakan bahwa rasa suka dimiliki apabila hidup secara relevan dengan alam manusia. Sementara rasa duka merupakan yang terburuk dan patut di hindari.
pertama, epistimologi, yang di motori oleh epicurus ( 341-270 ). Epicurus mengatakan bahwa rasa suka dimiliki apabila hidup secara relevan dengan alam manusia. Sementara rasa duka merupakan yang terburuk dan patut di hindari.
Kedua, aliranstoa, yang dipelopori oleh zani (336-246 ). Aliran mempunyai
pendapat bahwa adanya kebajikan itu apa bila manusia hidup sesuai dengan alam (
Poedjawi jatna, 1986:22 )’ Dalam sejarah, filsafat Yunani dipakai sebagai
penangkal sejarah filsafat barat. Dikatakan pangkal karena dunia barat dalam
alam pemikiran mereka berpangkal pada pemikiran Yunani.
Di Yunani sejak sebelum permualaan tahun masehi, ahli-ahli piker mecoba
menarik teka-teki alam, mereka ingin mengetahui asal mula alam serta dengan
isinya. Pada masa itu terdapat keterangan-keterangan mengenai proses terjadinya
alam semesta dan isinya, semua keterangan tersebut sebatas kepercayaan semata.
B. Reaksi Terhadap Spritualisme
Di Yunani
Spritualisme merupakan suatu aliran
filsafat yang mementingkan keruhanian, lawan dari materialisme ( Poerwadarmita
1984:963 ). Namun demikian, ternyata ada beberapa filosof yang merasa kurang
puas dengan aliran spritualisme, mereka menganggap aliran ini tidak sesuai
dengan ilmu pengetahuan ilmiah. Maka lahirlah aliran materialism.
Diantara tokonya adalah Leukipos
dan Demokritus ( 460-370 SM ), yang menyatakan bahwa semua kejadian alam adalah
atom, dan semuanya adalah materi. Kemudian, lahirlah
pula aliran rasionalisme Rane Descrates, yang menyatakan bahwa pusat segala
sesuatu terletak pada dunia ratio, semesta yang lain adalah objeknya.
1. Idealisme
Tokoh aliran idealism adalah plato
(427-372 SM ). Ia adalah murid Socrates. Aliran idealism merupakan suatu aliran
filsafat yang menggagungkan jiwa. Menurut aliran ini, cinta adalah gambaran
asli yang bersifat ruhani dan jiwa terletak di antara gambaran asli (
Suryadipura, 1994: 133 ). Dari pertemuan jiwa dan cinta lahirlah suatu
angan-angan yaitu dunia idea. Aliran ini memandang dan menganggap yang nyata
hanyalah idea. Idea selalu tetap tidak mengalami perubahan dan pergeseran yang
mengalami gerak tidak di kategorikan idea (poedjawijatna,1987:23).
Disi lain filsafat idealism plato
banyak memberikan pengaruh dan sumbangan dalam dunia pendidikan. Menurut plato,
pendidikan itu sangat perlu baik bagi dirinya selaku individu maupun sebagai
warga Negara. Setiap peserta didik harus diberi kebebasan untuk mengikuti ilmu
yang ada sesuai dengan bakat, minat, dan kemampan masing-masing sesuai jenjang
usianya. Pendidikan itu sendiri akan memberikan dampak perubahan bagi kehidupan
pribadi, bangsa Negara.
2. Materialisme
Merupakan aliran filsafat yang
berisikan tentang ajaran kebendaan, aliran ini, benda merupakan sumber
segalanya ( poerwadarminta, menurut 1984:683 ), aliran ini berpikiran
sederhana, bahkan segala sesuatu yang ada di dalam ini dapat di lihat dan di
observasi, baik wujudnya, gerakanya maupun peristiwa-peristiwanya.
Tokoh-tokoh aliran materialisme diantaranya adalah Leukipos dan Demokritus ( 460-370 SM ). Mereka berpendapat bahwa kejadian seluruh alam terjadi karena atom kecil, yang menpunyai bentuk dan bertubuh, jiwa pun dari atom kecil yang mempunyai bentuk bulat dan mudah bereaksi untuk mengadakan gerak ( suryadipura, 1994:130 ).
Tokoh-tokoh aliran materialisme diantaranya adalah Leukipos dan Demokritus ( 460-370 SM ). Mereka berpendapat bahwa kejadian seluruh alam terjadi karena atom kecil, yang menpunyai bentuk dan bertubuh, jiwa pun dari atom kecil yang mempunyai bentuk bulat dan mudah bereaksi untuk mengadakan gerak ( suryadipura, 1994:130 ).
Atom tersebut membentuk satu
kesatuan yang di kuasai oleh hukum-hukum fisis kimiawi, dan atom-atom yang
tertinggi nilainya dapat membentuk manusia, dan kemungkinan yang dimiliki
manusia tidak melampaui kemungkinan kombinasi-kombinasi atom. Oleh karena itu,
tidak melampai potensi-potensi jasmani, karena keduanya memiliki sumber yang
sama. Demikian juga dengan keberakhiran atau kematian, disebabkan karena
hancurnya struktur atom-atom pelemburan dan kombinasi atom-atom yang ada pada
manusia atau alam lainnya.
3. Rasionalisme
Pelopor aliran rasionalisme adalah
Rane Descrates ( 1595-1650 ). Ia juga penggerak dan pembaru pemikiran modern
abad ke-17 ( selama 1988:78 ). Menurutnya, sumber pengatahuan yang dapat di
jadikan patokan dan dapat di uji kebenaranya adalah rasio, sebab pengetahuan
yang berasal dari proses akal dapat memenuhi syarat-syarat ilmiah. Dengan
demikian akal di anggap sebagai perantara khusus untuk menentukan kebenaran
dalam ilmu pengetahuan.
Hal senada juga dinyatakan filosof
Blaise Pascal ( 1632-1662 ), bahwa akal adalah tumpuan utama dalam menjalani
pengetahuan untuk menemukan kebenaran dan dapat memberikan kemampuan dalam
menganalisis bahan ( objek ). Tetapi disis lain, akal tidak dapat menemukan
pengertian yang sempurna tanpa ada keterkaitan dengan pengalaman. Karena dalam
mengambil suatu keputuasan yang berfungsi tidak saja akal, tetapi hati juga
turut menentukan.
C. Pemikiran
Filsafat Yunani Kuno Hingga Abad Pertengahan
Suatu pandangan teroritis itu
mempunyai hubungan erat dengan lingkungan di mana pemikiran itu di jalankan,
begitu juga lahirnya filsafat yunani pada abad ke-16 SM. Bagi orang yunani,
filsafat merupakan ilmu yang meliputi semua pengetahuan ilmiah. Di yunanilah
pemikiran ilmiah mulai tumbuh, terutama di bidangfilsafatpenidikan.
Pada masa ini,
keterangan-keterangan mengenai alam semesta dan penghuninya masih berdasarkan
kepercayaan. Dan karena para filsuf belum puas atas keterangan itu, akhirnya
mereka mencoba mencari keterangan melalui budinya. Misalnya dengan menanyakan
dan mencari jawaban tentang apakah sebetulnya ala mini? Apakah intisari alam (
arche )ini. Arche berasal dari bahasa yunani yang berarti mula, asal. Oleh
karena itu filsuf-filsuf berusaha mencari inti alam, maka mereka di sebut
filsuf alam dan filsafat mereka disebut filsafat alam.
Masa pra-socrates di warnai pula
oleh munculnya kaum sofisme. Kaum sopis ini pertama kali di Athena. Sofis
berasal dari kata sofhos yang beati cendikiawan. Sebutan ini semula diberikan
kepada orang-orang pandai ahli filsafat, ahli bahasa, dan lain-lain. Aliran
sofis dipelopori oleh protogoras. Menurut kaum sofis, manusia menjadi ukuran
kebenaran : tidak ada kebenaran yang berlaku secara universal, kebenaran hanya
berlaku secara individual. Kebenaran itu menurut saya, dan retorika merupakan
alat utama utuk memepertahankan kebenaran ( salam, 1982:107). Dalam sejarah
kaum sofis adalah kelompok yang pertama kali mengorganisasi pendidikan kaum
muda.
D. Pemikiran
filsafat pendidikan menurut Socrates ( 470-399 SM )
Dalam sejarah filsafat, Socrates
adalah salah seorang pemikir besar kuno yang gagasan filosofis dan metode
pengajaraanya sangat mempengaruhi teori dan praktik pendidikan di seluruh dunia
barat. Socrates lahir di Athena, merupakan putra seorang pemahat dan seorang
bidan yang tidak begitu di kenal, yaitu Sophonicus dan Phaenarete (
smith,1986:19 ). Prinsip dasar pendidikan, menurut Socrates adalah metode
dialektis. Meode ini di gunakan Socrates sebagai dasar teknis pendidikan yang
di rencanakan untuk mendorong seseorang berpikir cermat, untuk menguji coba
diri sendiri dan untuk memperbaiki pengetahuannya. Seorang guru tidak boleh
memaksakan gagasan-gagasan atau pengetahuannya kepada seorang siswa, karena
seorang siswa di tuntut untuk bisa mengembangkan pemikirannya sendiri dengan
berpikir secara keritis.
Metode ini tidak lain di gunakan
untuk meneruskan inelektualitas, mengembangkan kebiasaan-kebiasaan dan kekuatan
mental seseorang. Dengan kata lain, tujuan pendidikan yang benar adalah untuk
merangsang penalaran yang cermat dan di siplin mental yang akan menghasilkan
perkembangan intelektual yang terus menerus dan sestandar moral yang tinggi (
Smith. 1986:25 ).
E. Pemikiran filsafat
pendidikan menurut Plato ( 427-347 SM )
Plato dilahirkan dalam keluraga
aristrokrasi di Athena, serikat 427 SM. Ayahnya Ariston, adalah keturunan dari
raja pertama Athena yang pernah berkuasa pada abad ke-7 SM. Semnentara ibunya,
periction adalah keturunan keluarga solon, seorang pembuat undang-undang,
penyair, memimpin militer dari kaum ningrat dan pendiri demokrasi Athena
termuka ( smith, 1986:29). Menurut plato, pendidikan itu sangat perlu, baik
bagi dirinya selaku individu maupun sebagai warga Negara.
Negara wajib memberi pendidikan
kepada setiap warga negaranya. Namun demikian, setiap peserta didik harus
diberi kebebasan untuk mengikuti ilmu sesuai bakat, minat, dan kemampuan
masing-masing jenjang usianya. Sehingga pendidikan itu sediri memberikan dampak
dan perubahan bagi kehidupan pribadi, bangsa, dan Negara. Menurut plato,
idealnya dalam sebuah Negara pendidikan memperoleh tempat yang paling utama dan
mendapatkan perhatian yang yang sangat mulia, maka ia harus di selenggarakan
oleh Negara. Karena pendidikan itu sebenarnya merupakan suatu tidakan
pembebasan dari belenggu ketidaktahuan dan ketidakbenaran. Dengan pendidikan,
orang-orang akan mengetahui apa yang benar dan apa yang tidak benar.
Dengan pendidikan pula, orang-orang
akan mengenal apa yang baik dan apa yang jahat, apa yang patut dan apa yang
tidak patut(Raper,1988:110).
F. Pemikiran
filsafat pendidikan menurut Aristoteles (367-345 SM )
Aristoteles adalah murid plato. Dia
adalah seorang cendikiawan dan intelek terkemuka, mungkin sepanjang masa. Umat
manusia telah berutang budi padanya oleh karena banyaknya kemajuan pemikiranya
dalam filsafat dan ilmu pengetahuan, khususnya logika, politik, etika, biologi,
dan psikologi. Aristoteles lahir tahun 394 SM, di Stagira, sebuah kota kecil di
semenanjung Chalcidice di sebelah barat laut Egea. Ayahnya, NIchomachus adalah
dokter perawat Amyntas II, raja Macedonia, dan ibunya, phaesta mempunyai nenek
moyang terkemuka.
Menurut Aristoteles, agar orang bisa hidup baik maka ia harus mendapatkan pendidikan.
Menurut Aristoteles, agar orang bisa hidup baik maka ia harus mendapatkan pendidikan.
Pendidikan bukanlah soal akal
semata-mata, melainkan soal memberi bingbingan kepada perasaan-perasaan yang
lebih tinggi,yaitu akal, guna mengatur nafsu-nafsu. Akal sendiri tidak berdaya,
sehingga ia memerlukan dukungan perasaan yang lebih tinggi agar di arahkan
secara benar.
Simpulan
Dari pemaparan di atas dapat di simpulkan bahwa filsafat mulai berkembang
dan berubah fungsi, dari sebagai induk ilmu pengetahuan menjadi semacam
pendekatan perekat kembali sebagai ilmu pengetahuan yang telah berkembang pesat
dan terpisah satu dengan lainnya. Jadi, jelaslah bagi kita bahwa filsafat
berkembang sesuai perputaran zaman. Paling tidak, sejarah filsafat lama membawa
manusia untuk mengetahui cerita dalam katagori filsafat spiritualisme kuno. Dan
dapat disimpulkan pula bahwa Pendidikan bukanlah soal akal semata-mata,
melainkan soal memberi bingbingan kepada perasaan-perasaan yang lebih
tinggi,yaitu akal, guna mengatur nafsu-nafsu. Akal sendiri tidak berdaya,
sehingga ia memerlukan dukungan perasaan yang lebih tinggi agar di arahkan
secara benar.
Kira-kira 1200-1000 SM sudah terdapat cerita-cerita lahirnya zarathusthra,
dari keluarga sapitama, yang lahir ditepi sebuah sungai, yang ditolong oleh
ahura Mazda dalam masa pemerintahaan raja-raja akhamania (550-530 SM) 1.Timur
jauh Yang termasuk dalam wilayah timur jauh ialah Cina India dan jepang. Di
India berkembang filsafat spiritualisme, Hinduisme, dan Buddhisme.
Dalam sejarah filsafat, Socrates adalah salah seorang pemikir besar kuno
yang gagasan filosofis dan metode pengajaraanya sangat mempengaruhi teori dan
praktik pendidikan di seluruh dunia barat. Socrates lahir di Athena, merupakan
putra seorang pemahat dan seorang bidan yang tidak begitu di kenal, yaitu
Sophonicus dan Phaenarete ( smith,1986:19 ). Prinsip dasar pendidikan, menurut
Socrates adalah metode dialektis. Meode ini di gunakan Socrates sebagai dasar
teknis pendidikan yang di rencanakan untuk mendorong seseorang berpikir cermat,
untuk menguji coba diri sendiri dan untuk
Tidak ada komentar:
Posting Komentar