Jumat, 19 Desember 2014

Remaja Sebagai Investasi Bangsa

Dalam filosofi negara maju remaja merupakan aset suatu bangsa yang sangat fundamental perananya dalam berbagai sektor,  sebab baik buruknya masa depan suatu bangsa akan ditentukan oleh kaum intelek mudahnya, namun sebelum bermimpi menjadi negara maju ada banyak tantangan yang sangat mendesak untuk diperbaiki terkait perilaku remaja yang terkadang berperilaku menyimpang seperti tawuran, perkelahiaan, premanisme dan apapun namanya yang berbau kekerasan harus sesegera mungkin dilakukan tindak pencegahanya..

Tidak asing ditelinga kita akan berbagai bentuk tawuran yang dilakukan oleh mahasiwa Universitas Negeri Makasar (UNM) yang sempat menjadi buah bibir hingga memakan korban jiwa. Kondisi ini mengindikasikan bahwa betapa menurunnya kearifan serta nasionalisme diera modern yang dulunya kita sanjung-sanjung malah kini kian disalah artikan.

Dalam dunia remaja, seseorang cenderung sulit dalam mengontrol emosinya sebab pada  masa pencarian jatih diri wadah yang dibutuhkan untuk megekspresikan bakat dan minat mereka seolah kurang dipedulikan sehingga jalan pintas yang selalu menjadi inisiatif adalah dengan cara melanggar peraturan. Dalam ilmu biologi seorang berperilaku menyimpang dikarenakan oleh gen yang diperoleh dari keturunan namun penyataan seperti dapat ditepis oleh beberpa faktor lingkungan yang kurang sehat serta kerja keras dari semua lapisan masyarakat untuk mencapai kata cinta damai.
Untuk mereduksi kekerasan semacam ini berikut adalah berberapa faktor pemicu yang erat kaitannya mengapa remaja atau kalangan mahasiwa cenderung berperilaku jauh dari nilai agama yang sering disepelehkan beserta solusi penanganannya
1.      Pendidikan agama hanya sebatas nilai
2.      pendidikan mengisi otak bukan watak
3.      Isu yang simpang siur                           
4.      Peraturan yang tidak konsisten
5.      Fasilitas yang kurang memadai
6.      Tontonan yang kurang sehat
7.      Orang tua yang acuh tak acuh
8.      Dendam yang mendarah daging
Hal yang paling tersulit dalam sebuah permusuhan adalah memaafkan orang lain dikarena satu sama lain merasa paling benar. Dari semua pemicu kekerasan di atas inilah yang paling sulit untuk dihilangkan namun sesulit apapun rintangannya selalu ada jalan menuju Roma, Untuk itu dibutuhkan sebuah pemikiran yang matang dan emosi yang stabil untuk menghilangkan sifat yang paling dibenci tuhan ini.
Dalam dunia kampus cara yang paling tepat adalah dengan mengajak kedua belah pihak untuk duduk bersama guna melakukan perjanjian damai dan memberikan sangsi tegas kepada siapapun yang melanggar, apabila cara tersebut telah terlaksana dengan baik maka cara efektif selanjutnya adalah dengan sesering mungkin mengadakan lombah ataupun kegiatan kampus lainnya yang bertujuan selain untuk mengembangkan potensi mahasiwanya juga untuk terus menjalin keharmonisan dalam meyikapi perbedaan yang ada.
Terleaps dari ini semua dapat disimpulkan bahwa diluar sana ada banyak sekali yang berpendapat dan berteori mengenai permasalahan yang sedang melanda negara kita ini namun semua akan menjadi angin lalu apabila tidak ada suatu tindakan yang benar-benar nyata, oleh karena itu saatnya kita mulai dari diri sendiri dengan membuka pikiran dan bertindak dari sekecil apapun dengan hati nurani sebab ini merupakan tanggung jawab kita sebagai anak bangsa dalam menjaga martabat bangsa dimata dunia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar